Sabtu, 23 November 2019

Sejarah Kerajaan Buleleng Bali

Kerajaan Buleleng bali

Kelompok 9
1. Abdurrahman Raniry Al Zidane (01)
2. Muhammmad Jourdan R (22)
3. Rifaildy Nurhuda Assalam (26)
4. Yusuf Arga I (36)

Kelas X MIPA 3
SMA N 1 Sewon



  • Letak Geografis Kerajaan Buleleng Bali
        Kerajaan Buleleng berada di Buleleng, Bali utara. Berlokasi di pesisir Buleleng yang menyebabkan padatnya kapal komersial dari Sumatera dan Jawa. Ciri khas wilayah Buleleng terbagi menjadi dua, yaitu dataran rendah di utara dan dataran tinggi di selatan. Penyatuan pantai dan gunung ini menyebabkan penduduk Buleleng selalu menjunjung slogan 'nyegara gunung'. Konsep nyegara gunung  berarti semua karunia alam baik dari laut maupun gunung harus disyukuri dan selalu dijaga kesuciannya.

Sumber : https://www.catatansiswa.com/2018/02/sejarah-lengkap-kerajaan-buleleng-bali.html?m=1


  • Sistem Pemerintahan Kerajaan Buleleng Bali 
        Dinasti Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Seperti yang tertera dari prasasti Belanjong, Sri Kesari Warmadewa sebenarnya merupakan keturunan bangsawan dari kerajaan Sriwijaya yang pada misi ingin menaklukkan kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat gagal. Kegagalan tersebut membuat Sri Kesari Warmadewa untuk lebih memilih tinggal di Bali dan mendirikan pemerintahan baru di wilayah Buleleng.
        Pada tahun 989-1011, Kerajaan Buleleng diperintah oleh Udayana Warmadewa. Raja Udayana dikaruniahi dengan tiga putra, yaitu Airlangga, Marakatapangkaja, dan Anak Wungsu. Aanak pertama raja Udayana yaitu, Airlangga, kelak akan menjadi raja besar di Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur. Dituliskan di sebuah prasasti di kuil Batu Madeg, Raja Udayana menjalin hubungan dekat dengan keluarga Isyana di Jawa Timur. Hubungan ini dilakukan karena permaisuri Udayana bernama Gunapriya Dharmapatni adalah keturunan Mpu Sindok. Posisi Raja Udayana digantikan oleh anaknya, Marakatapangkaja.
        Masyarakat Buleleng selalu menganggap Marakatapangkaja sebagai sumber kebenaran hukum karena selalu melindungi rakyatnya. Marakkatapangkaja membangun beberapa tempat pemujaan bagi masyarakat. Salah satu warisan Marakatapangkaja adalah kompleks candi di Gunung Kawi (Tampaksiring). Pemerintah Marakatapangkaja digantikan oleh saudaranya, Anak Wungsu. Putra Wungsu adalah raja terhebat dari Dinasti Warmadewa. Putra Wungsu berhasil menjaga kestabilan kerajaan dengan mengatasi berbagai gangguan, baik dari dalam maupun dari luar kerajaan.
       Dalam menjalankan pemerintahan, Raja Buleleng dibantu oleh badan penasehat pusat yang disebut pakirankiran i jro makabehan. Badan ini terdiri dari para senapati dan pendeta Shiwa dan Budha. Badan ini berkewajiban untuk memberikan interpretasi dan nasihat kepada raja atas berbagai isu yang muncul di masyarakat. Senapati bertugas di bidang keadilan dan pemerintahan, sementara pendeta menangani masalah sosial dan agama.
 Sumber: https://afrianrachmad.blogspot.com/2017/10/kehidupan-politik-sosial-ekonomi-dan.html?m=1



  • Sosial Budaya Kerajaan Buleleng Bali
       Dalam kehidupan sosial Kerajaan Buleleng, masyarakat Bali, tidak terlepas dari agama yang dianutnya yaitu agama hindu (mempunyai pengaruh yang paling besar) dari Budha sehingga keadaan sosialnya sebagai berikut
1)      Terdapat pembagian golongan/kasta dalam masyarakat yaitu Brahmana, Ksatria dan Waisya.
2)      Masing-masing golongan mempunyai tugas dan kewajiban yang tidak sama disbanding keagamaan.
3)      Pada masa Anak Wungsu dikenal adanya beberapa golongan pekerja khusus yaitu pande besi, pande emas, dan pande tembaga dengan tugas membuat alat-alat pertanian, alat-alat rumah tangga, senjata, perhiasan dan lain-lain.
Hasil budaya kerajaan buleleng antara lain :
1)      Prasasti
2)      Cap Materai kecil dari tanah liat yang disimpan dalam stupa kecil
3)      Arca misalnya arca durga.
4)      Dua kitab undang-undang yang dipakai pada masa pemerintahan Jayasakti yaitu Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana/Rajaniti.
Sumber : https://afrianrachmad.blogspot.com/2017/10/kehidupan-politik-sosial-ekonomi-dan.html?m=1


  • Perekonomian Kerajaan Buleleng Bali
        Kegiatan ekonomi masyarakat Buleleng bertumpu pada sektor pertanian. Keterangan kehidupan ekonomi masyarakat Buleleng dapat dipelajari dari prasasti Bulian. Dalam prasasti Bulian terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan sisitem bercocok tanam seperti sawah, parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun), mmal (ladang di pegunungan), dan kasuwakan (pengairan sawah). Pada masa pemerintahan Marakatapangkaja kegiatan pertanian berkembang pesat. Perkembangan tersebut erat kaitannya dengan penemuan urut – urutan menanam padi, yaitu mbabaki (pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem (menanam padi), matun (menyiangi), ani-ani (menuai padi), dan nutu (menumbuk padi). Dari keterangan tersebut sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Marakatapangkaja penggarapan tanah sudah maju dan tidak jauh berbeda dengan pengolahan tanah pada masa ini.
         Perdagangan antarpulau di Buleleng sudah cukup maju. Kemajuan ini ditandai dengan banyaknya saudagar yang bersandar dan melakukan kegiatan perdagangan dengan penduduk Buleleng. Komoditas dagang yang terkenal dari Buleleng aalah kuda. Dalam prasasti Lutungan disebutkan bahwa Raja Anak Wungsu melakukan transaksi perdagangan tiga puluh ekor kuda dengan saudagar dari Pulau Lombok. Keterangan tersebut membuktikan bahwa perdagangan pada saai itu sudah maju sebab kuda merupakan binatang besar sehingga memerlukan kapal besar pula untuk mengangkutnya. 
Sumber : http://lailameika13.blogspot.com/2015/03/kehidupan-politik-sosial-budaya-ekonomi.html?m=1



  • Prasasti Kerajaan Buleleng Bali
  1. Prasasti Blanjong dikeluarkan oleh seorang raja Bali yang dikenal Sri Kesari Warmadewa. Pada prasasti ini disebutkan kata Walidwipa, yang artinya sebutan untuk Pulau Bali. Prasasti tersbut bertarikh 835 çaka (913 M).  Prasasti Blanjong itu ditemukan di dekat banjar Blanjong, desa Sanur Kauh, di daerah Sanur, Denpasar, Bali. Prasasti itu unik karena bertuliskan 2 macam huruf,yakni huruf Pra-Nagari dengan memakai bahasa Bali Kuno, dan huruf Kawi dengan memakai bahasa Sanskerta.P
  2. Prasasti Panempahan di Tampaksiring serta Prasasti Malatgede yang ditulis pada bagian paro bulan gelap Phalguna 835 S atau bulan Februari 913.P
  3. PuraTirta Empul, pura itu berada di daerah Tampaksiring Bali dibangun pada tahun 967 M oleh raja Sri Candrabhaya Warmadewa. Pura ini, dipakai dia untuk melakukan hidup sederhana, lepas dari keterikatan dunia materi. Penamaan Pura Tirta Empul diambil dari nama mata air yang ada didalam pura ini yang bernama Tirta Empul. Tirta Empul berarti air yang menyembur keluar dari tanah Air Tirta Empul mengalir ke sungai Pakerisan.P
  4. PuraPenegil Dharma, dibuat mulai pada 915 M. Keberadaan pura ini berhubungan dengan sejarah panjang Ugrasena, salah seorang anggota keluarga Raja Mataram I serta kedatangan Maha Rsi Markandeya di Bali. 
Sumber : https://duniapendidikan.co.id/peninggalan-kerajaan-buleleng-pengertian-kehidupan-kerajaan-peninggalan/
  • Sumber sejarah Kerajaan Buleleng Bali    
     Berupa prasasti :
  1. Prasasti Blanjong
      2.Prasasti Panempahan



    3.Prasasti Malatgede

1 komentar: